http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2006/6/11/opini.html
“Saya sempat menawarkan diri menjadi pelaku bom bunuh diri. Waktu itu, Ustad saya (maksudnya Subur, tahanan Polda Metro Jaya) mengatakan, dengan menjadi pelaku bom bunuh diri, saya akan masuk surga. Saat meledak dan darah saya mengalir, saat itu dosa saya akan dihapuskan. Kemudian saya akan dijemput 72 bidadari yang akan mengantar saya ke surga,” ungkap terdakwa Bom Bali II, Anif Solchanudin alias Pendek bin Suyadi di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.
(DenPost, Rabu 7 Juni 2006)
—————–
PENGAKUAN Anif itu, konon kontan membuat para pengunjung sidang, tak terkecuali para hakim dan jaksa, tertawa sembari geleng-geleng kepala. Rubag yang hanya membaca koran, juga geli dan prihatin. Ternyata di tengah-tengah kemajuan sains dan teknologi, yang juga disertai kemajuan perangkat komunikasi yang mampu mengakses seluruh pelosok Tanah Air, masih ada orang-orang seperti Anif yang senantiasa dibuai khayal dan mimpi. Ironisnya, khayalan serta mimpi tentang surga dan bidadari diindoktrinasi orang yang seharusnya mengajarkannya tentang kesolehan dan kebaikan, justru menjerumuskannya untuk jadi pembunuh massal.
“Apakah tidak lantaran banyak terjadi pembunuhan yang mengatasnamakan Tuhan membuat Karl Marx melontarkan aphorisme, agama adalah candu masyarakat? Mungkin karena perilaku beberapa orang yang menganggap dirinya setara dengan Tuhan, kemudian memerintahkan para pengikutnya melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran Tuhan, membuat Nietzsche mengatakan bahwa Tuhan sudah mati. Selanjutnya, ‘tuhan-tuhan kecil’ atau manusia yang berlagak seperti Tuhan itu memicu konflik-konflik berlatar agama yang meletus sejak abad pertengahan dan menelan jutaan korban manusia serta harta benda, termasuk peninggalan sejarah,” renung Rubag.
Rubag berusaha membayangkan kisah Perang Salib yang pecah tahun 1099 dan berlangsung selama beberapa abad, sehingga runtuhnya WTC New York 11 September 2001 pun dianggap Rahul Mahajan sebagai “Perang Salib Baru”.
Sebagai orang Bali beragama Hindu, Rubag sebenarnya tak punya urusan dengan Perang Salib yang terjadi di sebuah kawasan yang tidak pernah dikunjunginya, bahkan tak ada kaitannya dengan Hinduisme dan Bali(isme). Perang Salib semata-mata masalah perebutan pengaruh dan kawasan suci Yerusalem di kalangan rumpun agama Oksidental yang meliputi Ibrani, Kristen dan Islam. Sedangkan Hindu, Budha dan Kong Hu Cu termasuk rumpun Oriental, sama sekali tidak terkait dengan urusan itu.
Namun, lantaran bom bunuh diri meledak dua kali di tempat kelahiran Rubag tahun 2002 dan 2005, yang menelan ratusan jiwa dan merobek citra Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia paling nyaman, terbetik pertanyaan di benak Rubag, apakah skenario “Perang Salib Baru” memperluas wilayahnya hingga ke Bali? Syukur, orang-orang Bali yang selalu berpedoman pada kepercayaan “Karma Phala” tidak terpancing sehingga terhindar dari perang saudara seperti yang dialami masyarakat Ambon, Poso dan Palu. Di benak orang Bali selalu terpateri ujaran “ala tinindak ala tinemu, ayu tinindak ayu tinemu” sehingga dua kali ledakan bom hanya disikapi dengan upacara dan doa atau yadnya.
“Saya tidak tahu wajah bidadari, saya juga tidak tahu surga itu seperti apa. Pokoknya, pikiran saya terus dinasihati agar membenci orang Amerika. Katanya orang-orang muslim di Amerika disiksa, membuat saya benci Amerika dan pikiran saya terus dikontaminasi nasihat-nasihat seperti itu. Dan saya baru tahu kalau itu semua tidak benar, saya bersyukur tidak jadi menjadi pelaku bom bunuh diri,” tutur Anif, seperti dikutip DenPost, menjawab pertanyaan hakim, apakah Anif tahu wajah bidadari dan pernah melihat surga.
***
MEMBACA pengakuan Anif itu, Rubag teringat tentang somnambulisme yang ditulis Djorghi. Sebuah praktik kebatinan yang dilakukan seorang ahli hipnotis terhadap seseorang, di mana otak orang yang dijadikan objek atau somnambulis, dikosongkan dan panca inderanya dinonaktifkan. Segala doktrin yang didengarnya dari pihak yang menghipnotis menjadi dasar pijakannya selama dalam kondisi somnambul. Dia mengalami amnesia dan penuh halusinasi. Karena terputusnya hubungan panca indera dengan otak, dia tidak mampu menganalisis apa pun kecuali doktrin yang didengarnya dari penghipnotis.
Dalam kasus Anif, yang didengar cuma tentang kebencian terhadap Amerika, instruksi membunuh lewat bom bunuh diri, penghapusan dosa, janji masuk surga dan disambut 72 bidadari. Dalam keadaan somnambul (somnus = tidur, ambulare = jalan) atau tidur sambil jalan, somnambulis bisa melakukan tugasnya lebih cekatan dibanding orang-orang normal karena tidak terpengaruh situasi lingkungan akibat tidak berfungsinya panca indera.
“Pada saat pelaku bom bunuh diri melakukan misinya, semua sistem pertahanan menjadi telanjang dan tidak relevan. Kecerdikan bom bunuh diri jauh melampaui smart bomb yang senantiasa dibanggakan Amerika Serikat,” komentar pakar antiteroris Israel, Boaz Ganor.
Pendapat Boaz Ganor itu tidak perlu diragukan. Paling tidak, ada dua kali bom bunuh diri yang terjadi di kota kebanggaan AS, New York dengan sasaran yang sama, World Trade Center (WTC). Pertama, sebuah truk sewaan penuh bahan peledak mengguncang lapangan parkir gedung yang menjadi lambang kapitalisme global itu pada 26 Februari 1993, meski hanya menimbulkan kerusakan tidak berarti. Mahmud Abouhalima, pria keturunan Mesir yang menetap di New York City ditangkap dan dituduh sebagai otak pelaku pengeboman.
Di pengadilan, Abouhalima yang beristrikan wanita Jerman karena sebelumnya pernah tinggal di Munich mengatakan bahwa dia tidak tersangkut paut dalam pengeboman itu, namun menyetujui tindakan itu bila dikaitkan dengan tindakan serupa yang dilakukan AS terhadap Nagasaki dan Hiroshima pada Perang Dunia II. Dia kecewa karena kerusakan tak seberapa. Selanjutnya dia berkomentar bahwa Amerika adalah musuh dunia.
Guru spiritual Abouhalima, Syekh Omar Abdul Rahman menambahkan, “Pembalasan Tuhan akan mencoret Amerika dari muka bumi!”
Kebencian serupa juga dinyatakan Osama bin Laden, sebelum dua pesawat komersial bajakan menghujam WTC, 11 September 2001. Alasannya, AS telah menduduki tanah-tanah Islam di tempat-tempat yang paling suci, semenanjung Arabia, menguras kekayaannya, mendikte para penguasanya, merendahkan orang-orangnya dan mengadu domba negara-negara muslim yang bertetangga.
Karena itu, Osama menyerukan agar semua umat muslim bergabung dengannya dalam sebuah perang demi kebajikan untuk membunuh orang-orang Amerika dan merampas uang mereka di mana pun dan kapan pun. “Hal ini sesuai dengan firman Tuhan Yang Mahakuasa dan setiap muslim yang beriman pada Tuhan dan ingin mendapatkan pahala harus menuruti perintah Tuhan,” seru Osama seperti ditulis Mark Juergensmeyer dalam buku “Teror Atas Nama Tuhan, Kebangkitan Global Kekerasan Agama”.
Agaknya, pikir Rubag, doktrin serupa yang diserukan Osama-lah mungkin didengar Anif secara berulang-ulang sehingga dia membenci Amerika seperti musuh bebuyutan. Karena saking terbius ingin menginjak surga dan disambut 72 bidadari, pria kelahiran Semarang itu nyaris ikut membunuh orang-orang yang bahkan tidak pernah dikenalnya dan bukan musuh pribadinya. Mungkin karena di bawah somnambul, tidak pernah dipikirkannya kalau banyak di antara mereka yang tewas dan terluka dalam tragedi bom 1 Oktober 2005 di Kuta dan Jimbaran itu, pernah menyanyikan “Satu Nusa Satu Bangsa” dan “Indonesia Raya” semasa hidupnya.
\—————————————-\
oooo….jadi ini semua gara-gara 72 bidadari sexy itu ? oh bidadari…bidadari….
kecantikanmu membuat makhluk-makhluk gila seks menjadi biadab dan kejam….
oh…wahai bidadari….makhluk ciptaan siapakah gerangan engkau ?
Januari 9, 2009 pukul 6:36 am
Prasangka
Di sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya. Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.
Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya. Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera. Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan. Dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu. Semuanya datang dengan kendaraan. Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya.
Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat. Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu. Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.
Cuma satu pelayan yang masih miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikit pun dari raja. Kenapa beliau begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia. Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu bisa.
Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. “Rajaku yang terhormat!” ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. “Saya mau undur diri dari pekerjaan ini,” sambungnya tanpa ragu. Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya. Lama ia tunggu.
“Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?” ucap sang raja kemudian. Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya. Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. “Maafkan saya, raja. Menurut saya, raja sudah tidak adil!” jelas si pelayan, lepas. Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya.
Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak. Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik.
Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat. Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin. Dengan penasaran, ia mulai membaca, “Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu. Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu.”
**
Betapa hidup itu memberikan warna-warni yang beraneka ragam. Ada susah, ada senang. Ada tawa, ada tangis. Ada suasana mudah. Dan, tak jarang sulit.
Sayangnya, tak semua hamba-hamba Yang Maha Diraja bisa meluruskan sangka. Ada kegundahan di situ. Kenapa kesetiaan yang selama ini tercurah, siang dan malam; tak pernah membuahkan bahagia. Kenapa yang setia dan taat pada Raja, tak dapat apa pun. Sementara yang main-main bisa begitu kaya.
Karena itu, kenapa tidak kita coba untuk sesekali menatap ‘wajah’Nya. Pandangi cinta-Nya dalam keharmonisan alam raya yang tak pernah jenuh melayani hidup manusia, menghantarkan si pelayan setia kepada hidup yang kelak lebih bahagia.
Ya Allah begitu susahnya hati ini berprasangka baik terhadapMU.
Pandanglah, insya Allah, kita akan mendapati jawaban kalau Sang Raja begitu sayang pada kita.
Februari 5, 2009 pukul 1:36 am
Nama Anak-Anak Putri
ALIF (الألف)
1. Atiah : آتِيَة : yang datang
2. Azifah : آزِفَة : yang mendekat ; nama lain dari hari Kiamat
3. Asiah : آسِيَة : nama isteri Fir’aun yang beriman kepada Allah; ahli dalam pengobatan
4. Aminah : آمِنَة : Nama ibu Rasulullah; yang aman
5. Abiyyah : أَبِيَّة : yang menolak kehinaan; punya kepribadian yang kokoh
6. Atsilah : أَثِيْلَة : yang berakar; mempunyai keturunan yang baik
7. Ahlam :أَحْلاَم : jamak dari hulm ; mimpi
8. Adibah :أَدِيْبَة : sastrawati
9. Arja : أَرْجَى : lebih diharapkan
10. Aribah :أَرِيْبَة : yang berakal; pandai
11. Aridhah : أَرِيْضَة : yang bersih, terang ; mengesankan
12. Arij :أَرِيْج : bau yang sedap
13. Arikah : أَرِيْكَة : permadani yang dihias
14. Azka : أَزْكَى : lebih suci, bersih
15. Azaliyyah : أَزَلِيَّة : yang bersifat azaly, dari sejak dulu
16. Asma’ : أَسْمَاء : jamak dari ism ; nama
17. Asma : أَسْمَى : lebih mulia, tinggi
18. Asywaq : أَشْوَاق : jamak dari syauq ; kerinduan
19. Ashilah : أَصِيْلَة : yang asli, orisinil
20. Adhwa’ : أَضْوَاء : jamak dari dha-u’ ; cahaya
21. Agharid : أَغَارِيْد : jamak dari ughrudah : kicauan burung
22. Afanin : أَفَانِيْن : daun yang lembut; jenis perkataan yang khas
23. Afrah : أَفْرَاح : jamak dari farhah : kegembiraan; pesta
24. Afkar : أَفْكَار : jamak dari fikr : pemikiran
25. Afnan : أَفْنَان : Cabang pohon
26. Alfiyyah : أَلْفِيَّة : dinisbatkan kepada kata alf : ribuan
27. Althaf : أَلْطَاف : taufik, lembut
28. Amany : أَمَانِي : jamak dari umniyah : cita-cita
29. Amjad : أَمْجَاد : Maruwah; kedermawanan; keagungan
30. Amirah : أَمِيْرَة : pemimpin
31. Anisah : أَنِيْسَة : yang lembut; jinak
32. Aniqah : أَنِيْقَة : indah menawan
33. Ibtisamah : اِبْتِسَامَة : senyuman
34. Ibtihaj : اِبْتِهَاج : keceriaan, kegembiraan
35. Ibtihal : اِبْتِهَال : memohon/berdoa (kepada Allah)
36. Ihtisyam : اِحْتِشَام : malu
37. Ihtifa’ : اِحْتِفَاء : sambutan penu
38. Ihtima’ : اِحْتِمَاء : berlindung, bertahan
39. Ihtiwa’ : اِحْتِوَاء : mencakup, mengandung (sesuatu)
40. Irtiqa’ : اِرْتِقَاء : meningkat
41. Irtiyah : اِرْتِيَاح : puas, senang
42. Izdihar : اِزْدِهَار : maju, berkembang
43. Istifadah : اِسْتِفَادَة : mengambil faedah, memanfaatkan
44. Isytihar : اِشْتِهَار : terkenal, masyhur
45. Iftikhar :اِفْتِخَار : bangga
46. Imtitsal : اِمْتِثَال : menjalankan perintah
47. Imtidah : اِمْتِدَاح : memuji
48. Imtinan : اِمْتِنَان : Rasa syukur dan penghargaan; menyebut keutamaan diri
49. Intishar : اِنْتِصَار : kemenangan
50. Intima’ : اِنْتِمَاء : berafiliasi (kepada)
51. In’am : إِنْعَام : penganugerahan
52. Inas : إِيْنَاس : penjinakan; melembutkan hati; Yakin
53. Umamah : أُمَامَة : nama anak tiri Rasulullah (anak Ummu Salamah); onta yang berjumlah tiga ratus
54. Umaimah : أُمَيْمَة : Diminutif (tashgir) dari kata Umm (ibu)
55. Unsyudah : أُنْشُوْدَة : syair yang dilantunkan.
BA’ (الباء )
1. Bahitsah : بَاحِثَة : Yang mencari; mengkaji/meneliti
2. Badirah : بَادِرَة : Yang bersegera
3. Badiyah : بَادِيَة : yang tampak; perkampungan di pelosok
4. Bazilah : بَاذِلَة : yang membanting tulang, berupaya keras
5. Barrah : بَارَّة : yang berbakti (kepada kedua orangtuanya, dll); yang berbuat baik
6. Bari’ah : بَارِعَة : yang menonjol, unggul, cemerlang
7. Bariqah : بَارِقَة : yang berkilau; awan yang berkilat
8. Bazigha : بَازِغَة : yang muncul
9. Basilah : بَاسِلَة : yang berani
10. Basimah : بَاسِمَة : yang tersenyum
11. Balighah : بَالِغَة : yang sudah mencapai usia baligh
12. Bahirah : بَاهِرَة : Yang bercahaya
13. Bahiyah : بَاهِيَة : wajah yang ceria
14. Bahriyyah : بَحْرِيَّة : yang dinisbatkan kepada bahr : laut
15. Badriyyah : بَدْرِيَّة : yang dinisbatkan kepada badr : bulan purnama
16. Badi’ah : بَدِيْعَة : yang cantik, indah
17. Badilah : بَدِيْلَة : pengganti
18. Badinah : بَدِيْنَة : yang gemuk
19. Bari`ah : بَرِيْئَة : yang selamat, terbebas dari ikatan, polos tidak berdosa
20. Barokah : بَرَكَة : keberkahan; pertumbuhan; pertambahan
21. Basmah : بَسْمَة : senyuman
22. Basyirah : بَشِيْرَة : yang menyampaikan kabar gembira
23. Balqis : بَلْقِيْس : nama Ratu negeri Saba’ pada masa Nabi Sulaiman ‘alaihissalaam
24. Balighah : بَلِيْغَة : yang fashih, amat sangat mengena
25. Bahjah : بَهْجَة : kegembiraan, keceriaan
26. Bahirah : بَهِيْرَة : wanita yang terhormat
27. Bahiyyah : بَهِيَّة : yang cantik; bersinar; berkilau
28. Baydla` : بَيْضَاء : yang putih
29. Butsainah : بُثَيْنَة : (diminutif dari Batsnah) ; wanita yang cantik
30. Buraidah : بُرَيْدَة : (diminutif dari bard); dingin ; nama sebuah tempat/propinsi di Arab Saudi
TA’ (التاء)
1. Tâiqah : تَائِقَة : yang merindu, sangat menginginkan sesuatu
2. Tâbi’ah : تَابِعَة : yang mengikuti
3. Tâsi’ah : تَاسِعَة : yang kesembilan
4. Tâliyah : تاَلِيَة : yang membaca (al-Qur’an); yang berikutnya, yang mengikuti
5. Tabrîz : تَبْرِيْز : yang lebih unggul; penampakan
6. Tahiyyah : تَحِيَّة : ucapan selamat
7. Tarbiyah : تَرْبِيَة : mendidik, pendidikan
8. Tarqiyah : تَرْقِيَة : meningkatkan, peningkatan
9. Tazkiyah : تَزْكِيَة : menyucikan (diri); penyucian (diri); rekomendasi
10. Tasliyah : تَسْلِيَة : menghibur, hiburan
11. Taghrîd : تَغْرِيْد : kicau burung
12. Taqiyyah : تَقِيَّة : yang taqwa
13. Talîdah : تَلِيْدَة : klasik
14. Tamîmah : تَمِيْمَة : penciptaan yang sempurna; perlindungan
15. Tawaddud : تَوَدُّد : cinta kasih
16. Tahâni : تَهَانِي : jamak dari kata tahni-ah ; ucapan selamat
17. Taima’ : تَيْمَاء : padang sahara; nama lembah di bagian utara jazirah Arab
TSA’ (الثاء)
1. Tsâbitah : ثَابِتَة : yang kokoh; teguh hati; lurus
2. Tsariyyah : ثَرِيَّة : yang kaya
3. Tsurayya : ثُرَيَّا : kumpulan bintang
4. Tsuaibah : ثُوَيْبَة : nama wanita penyusu Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam ; diminutif dari tsawâb (pahala)
JÎM (الجيم)
1. Jâizah : جَائِزَة : hadiah, orang yang membolehkan
2. Jasîmah : جَسِيْمَة : yang besar badannya, gemuk
3. Jamîlah : جَمِيْلَة : yang cantik
4. Jalîlah : جَلِيْلَة : yang tinggi, mulia, agung
5. Jauharah : جَوْهَرَة : mutiara
6. Jahra’ : جَهْرَاء : yang bersuara lantang, jelas
7. Jaida’ : جَيْدَاء : leher yang jenjang
8. Jinân : جِنَان : (kata jamak dari jannah) taman, kebun, surga
9. Jumânah : جُمَانَة : butir mutiara yang besar
10. Juwairiyyah : جُوَيْرِيَّة : nama salah seorang Isteri Rasulullah
AL-HA’ (الحاء)
1. Habibah : حَبِيْبَة : Kekasih; tersayang
2. Hasanah : حَسَنَة : Perkataan atau perbuatan yang baik
3. Hasibah :حَسِيْبَة : Yang memiliki keturunan terpandang
4. Hasna` : حَسْنَاء : Cantik; indah; molek
5. Hakimah : حَكِيْمَة : yang bijaksana
6. Halwa : حَلْوَى : manisan
7. Halimah : حَلِيْمَة : Yang sabar, lembut; wanita yang menyusui Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam
8. Hamdunah : حَمْدُوْنَة : Yang memiji; yang bersyukur
9. Hamidah : حَمِيْدَة : Yang tingkah lakunya terpuji
10. Hannan : حَنَّان : Yang banyak mengasihi; kelembutan hati
11. Hanin : حَنِيْن : Yang penuh kasih sayang
12. Hawwa` : حَوَّاء : yang mengandung sesuatu; isteri Nabi Adam
13. Haura` : حَوْرَاء : Wanita berkulit putih yang memiliki mata yang sangat hitam
14. Husna : حُسْنَى : Kesudahan yang menyenangkan
15. Hamnah : حَمْنَة : Kemudahan
16. Hishshah : حِصَّة : Bagian; jenis mutiara
17. Husniyah :حُسْنِيَّة : Yang bersifat baik
18. Hulwah : حُلْوَة : Mata atau mulut yang indah; manis
19. Humaira` : حُمَيْرَاء : Diminutif (tashghir) dari kata ‘Hamra`’ (yang kemerah-merahan)
20. Huriyah : حُوْرِيَّة : Bidadari surga; wanita cantik
21. Hazimah : حَازِمَة : Yang memiliki keteguhan hati dan keyakinan diri; bersikap tegas
22. Hafizhah :حَافِظَة : Yang memelihara, menjaga diri
23. Hamidah : حَامِدَة : Yang bersyukur; yang memuji
AL-KHÂ’ (الخاء)
1. Khatimah : خَاتِمَة : Kesudahan atau penghabisan sesuatu
2. Khathirah : خَاطِرَة : Pikiran atau rasa yang melintas didalam hati
3. Khalidah : خَالِدَة : Abadi
4. Khalidiyah : خَالِدِيَّة : Yang menisbatkan kepada ‘khalidah’
5. Khalishah : خَالِصَة : Murni, bening
6. Khashibah : خَصِيْبَة : Banyak kebaikan; subur
7. Khadhra` : خَضْرَاء : Hijau; langit.
8. Khulashah : خُلاَصَة : Kesimpulan; ringkasan
9. Khamilah : خَمِيْلَة : Beludru; hutan belukar
10. Khansa : خَنْسَاء : Yang memiliki hidung mancung; wanita yang baik
11. Khaulah : خَوْلَة : Rusa betina
12. Khairiyah : خَيْرِيَّة : Yang memiliki sifat baik
13. Khizanah : خِزَانَة : Harta yang disimpan; lemari
AD-DÂL (الدال)
1. Daliyah : دَالِيَة : Pohon anggur
2. Danah : دَانَة : Batu mulia
3. Daniyah : دَانِيَة : Dekat
4. Dalilah : دَلِيْلَة : Bukti; jalan yang terang
5. Dauhah : دَوْحَة : Hujan yang turun terus-menerus dan tidak lebat
6. Daulah : دَوْلَة : Negara; pemerintahan
7. Daumah : دَوْمَة : Pohon yang lebat; kelangsungan
8. Dayyinah : دَيِّنَة : Taat beragama
9. Diyanah : دِيَانَة : Agama
10. Dimah : دِيْمَة : Hujan yang turun terus-menerus
11. Durrah : دُرَّة : Mutiara yang besar
12. Durriyah : دُرِّيَّة : Dinisbahkan kepada ‘Durrah’
ADZ-DZÂL (الذال)
1. Dzakirah : ذَاكِرَة : Yang berzikir; yang selalu ingat
2. Dzakiyyah : ذَكِيَّة : Cerdas
3. Dzahabiyyah : ذَهَبِيَّة : Yang memiliki sifat emas
4. Dzikra : ذِكْرَى : Ingatan; ketenangan
5. Dzihniyyah : ذِهْنِيَّة : Menurut akal
6. Dzu`abah : ذُؤَابَة : Rambut yang dikepang; jambul
AR-RÂ’ (الراء)
1. Ra`idah : رَائِدَة : Pemandu; penunjuk jalan
2. Rabihah : رَابِحَة : Yang beruntung
3. Rabi`ah : رَابِعَة : Subur; keempat
4. Rabiyah : رَابِيَة : Permukaan tanah yang menonjol
5. Rajihah : رَاجِحَة : Yang utama; yang diprioritaskan
6. Rajiyah : رَاجِيَة : Yang mengharapkan
7. Rasikhah : رَاسِخَة : Yang tegar; yang kuat; yang tetap
8. Rasiyah : رَاسِيَة : Yang tegar; yang kuat
9. Rasyidah : رَاشِدَة : Yang matang pikirannya
10. Radhiyah : رَاضِيَة : Yang rela; yang merasa puas
11. Raghibah : رَاغِبَة : Yang menyayangi
12. Raghidah : رَاغِدَة : Yang hidupnya enak
13. Raqiyah : رَاقِيَة : Yang tinggi
14. Raniyah : رَانِيَة : Yang memandang dengan terpesona
15. Rabwah : رَبْوَة : Tanah yang mendaki
16. Rajwa : رَجْوَى : Permohonan
17. Rajiyyah : رَجِيَّة : Yang diharapkan
18. Rahimah : رَحِيْمَة : Penyayang; pengasih
19. Rasmiyyah : رَسْمِيَّة : Menurut resmi; dinisbatkan kepada ‘rasm’ (tulisan)
20. Rasyidah : رَشِيْدَة : Yang dibimbing; diberi petunjuk
21. Rashafah : رَصَافَة : Taman disekitar kota
22. Rashanah : رَصَانَة : Kewibawaan; ketenangan
23. Radhwa : رَضْوَى : Keridhaan; nama bukit yang terletak diantara Madinah Dan Yanbu`
24. Radhiyyah : رَضِيَّة : Yang puas
25. Raghdah : رَغْدَة : Kehidupan yang damai
26. Raghibah : رَغِيْبَة : Anugerah yang banyak; yang disenangi
27. Raghidah : رَغِيْدَة : Air susu; buih
28. Rafidah : رَفِيْدَة : Yang diberi pertolongan
29. Rafi`ah : رَفِيْعَة : Yang tinggi
30. Rafiqah : رَفِيْقَة : Istri; pendamping
31. Ramziyyah : رَمْزِيَّة : Simbolik
32. Rana : رَنَا : Sesuatu yang indah dan enak dipandang
33. Rawdhah : رَوْضَة : Taman yang banyak pepohonannya
34. Raihanah : رَيْحَانَة : Wanita yang baik jiwanya
35. Rifqah : رِفْقَة : Perkumpulan; himpunan; nama istri Ishaq atau ibu Yaqub
36. Riqqah : رِقَّة : Kasih sayang; rasa malu; kelembutan
37. Ridah : رِيْدَة : Angin semilir
Az-Zây (الزاي)
1. Zahirah : زاهرة : Cemerlang; Bercahaya
2. Zakiyyah : زَكِيَّة : Yang beruntung
3. Zahra` : زَْهْرَاء : bentuk muannats (gender) dari kata Azhar; wajah yang cemerlang; bulan; julukan Fathimah, putri Rasulullah
4. Zahrah : زَهْرَة : Bunga; keindahan
5. Zahidah : زَهِيْدَة : Yang utama; yang diprioritaskan
6. Zahiyyah : زَهِيَّة : Yang bersinar; cemerlang
7. Zainab : زَيْنَب : Nama putri dan isteri Rasulullah
8. Zubaidah : زُبَيْدَة : diminutif dari kata Zubdah ; intisari dari sesuatu
9. Zulfa : زلفى : Kedudukan, derajat;dekat;taman
9. Zuhdiyyah : زُهْدِيَّة : Dinisbahkan kepada kata Zuhd
10. Zuhrah : زُهْرَة : Putih mengkilat; warna yang bening
As-Sîn (السين )
1. Sabikah :سَبِيْكَة : Batang emas yang dilebur
2. Sa`danah : سَعْدَانَة : Burung dara; bahagia
3. Sa`diyah :سَعْدِيَّة : Yang menisbatkan kepada kata-kata sa`ad (kebahagiaan)
4. Sa`adah :سَعَادَة : Kebahagiaan; Kesenangan
5. Sa`idah :سَعِيْدَة : Yang berbahagia; yang hidupnya enak
6. Sakinah :سَكِيْنَة : Tenang; berwibawa; lembut
7. Salsabil :سَلْسَبِيْل : Nama mata air di surga; air yang sedap
8. Salma : سَلْمَى : Selamat; sehat; nama pohon
9. Salwa : سَلْوَى : Madu; burung berwarna putih mirip seperti burung layang-layang
10. Samahah : سَمَاحَة : Kelapangan dada; kehormatan; kemudahan; gelar bagi seorang mufti
11. Samihah : سَمِيْحَة : Yang tolerans; yang mulia
12. Samirah : سَمِيْرَة : Yang Mengobrol di waktu malam
13. Saniyyah : سَنِيَّة : Berkedudukan tinggi; yang bersinar
14. Saudah : سَوْدَة : Harta melimpah; nama istri Nabi Muhammad saw
15. Sausan : سَوْسَن : Tumbuhan yang harum baunya dan banyak jenisnya
16. Sulthanah : سُلْطَانَة : Pemimpin wanita
17. Sumayyah : سُمَيَّة : Berkedudukan tinggi; yang bersinar
18. Suha : سُهَا : Bintang kecil yang cahayanya tersembunyi
19. Suhailah : سُهَيْلَة : (Diminutif sahlah) Mudah.
20. Sabiqah : سَابِقَة : Yang terlebih dahulu
21. Satirah : سَاتِرَة : Yang menutupi (seperti aib suaminya)
22. Sajidah : سَاجِدَة : Yang bersujud
23. Sarrah : سَارَّة : nama istri Ibrahim; yang bergembira
24. Salimah : سَالِمَة : Yang terhindar dari cacat; yang sehat
25. Samiyah : سَامِيَة : Tinggi; terhormat.
26. Sahirah : سَاهِرَة : Tanah lapang yang mudah dijejaki; tanah lurus dan putih; mata air; bulan; yang berjaga malam
ASY-SYÎN (الشين)
1. Syarifah : شَرِيْفَة : Yang mulia; yang terhormat
2. Syafi`ah : شَفِيْعَة : Perantara; yang memberi syafat
3. Syafiqah : شَفِيْقَة : Yang menaruh belas kasihan; iba hati; yang lemah lembut
4. Syamma` : شَمَّاء : Yang berhidung mancung
5. Syahba` : شَهْبَاء : Pasukan yang bersenjata lengkap
6. Syahla` : شَهْلاَء : Yang memiliki mata kebiru-biruan
7. Syahidah : شَهِيْدَة : Wanita yang mati syahid
8. Syahirah : شَهِيْرَة : Yang termashur
9. Syaima` : شَيْمَاء : Yang bertahi lalat; putrid halimah Sa`diyah, saudara sesusuan Nabi saw
10. Syukriyyah : شُكْرِيَّة : Yang memiliki sifat syukur
ASH-SHÂD (الصاد)
1. Shabirah : صَابِرَة : Yang bersabar
2. Shahibah : صَاحِبَة : Istri; pendamping
3. Shadiqah : صَادِقَة : Benar; jujur
4. Sha`idah : صَاعِدَة : Yang meninggi; yang mulai menonjol
5. Shalihah : صَالِحَة : Yang memiliki keahlihan; kelayakan atau keutamaan
6. Shabihah : صَبِيْحَة : Wajah yang berseri-seri; waktu pagi hari raya
7. Shadiqah : صَدِيْقَة : Teman; sahabat
8. Sha`dah : صَعْدَة : Sungai yang lurus; tanjakan
9. Shafiyyah : صَفِيَّة : Yang bersih; jernih; murni; nama salah seorang istrI Nabi saw
10. Shiddiqah :صِدِّيْقَة : Yang banyak kebenarannya
ADL-DLÂD (الضاد)
1. Dhari`ah : ضَارِعَة : Yang kecil mungil; yang masih muda; yang merendahkan diri (arti positif)
2. Dhafiyah : ضَافِيَة : Yang lebat (rambutnya)
3. Dhamrah : ضَامِرَة : Yang halus kulitnya
4. Dhaminah : ضَامِنَة : Yang menjamin; komitmen
5. Dhawiyah : ضَاوِيَة : Yang bercahaya; kurus
6. Dhahwah : ضَحْوَة : Waktu Dhuha
7. Dhaifah : ضَيِّفَة : Tamu wanita
8. Dhifaf : ضِفَاف : (Jama` dari Dlaffah) Pinggiran sungai; tebing lembah; suatu kelompok
ATH-THÂ` (الطاء)
1. Thalibah : طَالِبَة : Yang menuntut ilmu; yang menyenangi sesuatu
2. Thamihah : طَامِحَة : Yang ambisi untuk mencapai puncak
3. Thahirah : طَاهِرَة : Suci; bersih; mulia; terlindungi dari maksiat dan kehinaan
4. Thahiyah : طَاهِيَة : Tukang masak yang pandai
5. Tharfa` : طَرْفَاء : Yang baik, yang langka
6. Tharifah : طَرِيْفَة : Yang jarang ada; aneh, lucu
7. Thariyyah : طَرِيَّة : Yang empuk; lunak; lembab
8. Thalawah : طَلاَوَة : Yang baik, ceria
9. Thalihah : طَلِيْحَة : Yang cantik dan mengagumkan
10. Thali`ah : طَلِيْعَة : Pelopor; perintis
11. Thaibah : طَيِّبَة : Negeri yang subur dan tentram.
AZH-ZHÂ` (الظاء)
1. Zhafirah : ظَافِرَة : Yang beruntung; yang menang
2. Zha’inah : ظَاعِنَة : Yang bepergian
3. Zhahirah : ظَاهِرَة : Jelas; unggul; menang
4. Zhabyah : ظَبْيَة : Kijang betina
5. Zharifah : ظَرِيْفَة : Yang lembut dan halus
6. Zhafrah : ظَفْرَة : Kemenangan
7. Zhalilah : ظَلِيْلَة : Taman yang banyak pepohonannya
8. Zhufairah : ظُفَيْرَة : Yang banyak mendapatkan kemenangan
AL-‘AIN (العين)
1. A`idah : عائدة : Yang datang; anugerah; keuntungan; manfaat
2. Abidah : عابدة : Yang taat; yang beribadah; kepada Allah
3. ‘Abirah : عَابِرَة : Pelalu lalang; yang sedih (berlinang air mata)
4. ‘Atikah : عَاتِكَة : Yang jernih; mulia
5. ‘Adilah : عَادِلَة : Yang berbuat adil
6. ‘Arifah : عَارِفَة : Yang mengetahui; anugerah
7. ‘Asilah : عَاسِلَة : Yang mengambil madu dari tempatnya; yang berbuat baik
8. ‘Ashimah : عَاصِمَة : Ibu kota suatu negara; yang menjaga suami dan dirinya dari dosa
9. ‘Athifah : عَاطِفَة : Perasaan; rasa kasih saying
10. ‘Aqila : عَاقِلَة : Yang berakal; pandai
11. ‘Akifah : عَاكِفَة : Yang menetap; beri’tikaf
12. ‘Alimah : عَالِمَة : Pandai; berilmu
13. ‘Amirah : عَامِرَة : Penghuni; lembah; yang dipenuhi oleh keimanan dan pekerti yang mulia
14. ‘Ahidah : عَاهِدَة : Yang menjaga janji atau urusan
15. ‘Ablah : عَبْلَة : Wanita yang sempuran fisiknya
16. ‘Adzbah : عَذْبَة : Sedab; baik; enak; lezat
17. ‘Adzra` : عَذْرَاء : Perawan; julukan bagi Maryam
18. ‘Azbah : عَذْبَة : Yang manis dan nikmat
18. ‘Azzah : عَزَّة : Anak kijang/rusa
19. ‘Azizah : عَزِيْزَة : mulia; terhormat; kuat
20. ‘Azmah : عَزْمَة : Kekuatan; keinginan
21. ‘Asjad : عَسْجَد : Emas; mutiara
22. ‘Asla` : عَسْلاَء : campuran dengan madu
23. ‘Asyirah : عَشِيْرَة : Kabilah
24. ‘Ashma` : عَصْمَاء : Yang terlindungi; yang terpelihara
25. ‘Athfah : عَطْفَة : Yang penuh welas dan kasih sayang
26. ‘Afifah : عَفِيْفَة : Yang mensucikan diri; yang baik
27. ‘Afra` : عَفْرَاء : Jenis kijang/rusa yang amat putih
28. ‘Aliyyah : عَلِيَّة : Tinggi
29. ‘Alya` : عَلْيَاء : Tempat yang tinggi; puncak gunung; langit; kemuliaan
30. ‘Anbarah : عَنْبَرَة : Minyak wangi;za’faran
31. ‘Awathif : عَوَاطِف : Jamak dari kata ‘Athifah ; yang penyayang; baik akhlaqnya
32. ‘Itrah : عِتْرَة : Kerabat dekat
33. ‘Ithaf : عِطَاف : Pedang; pakaian
34. ‘Iffat : عِفَّت : Yang suci, menjaga diri
35. ‘Inayah : عِنَايَة : Perhatian; pertolongan; tuntunan
36. ‘Urubah : عُرُوْبَة : Yang cantik dan berhijab; Yang tertawa
37. ‘Ulayya : عُلَيَّا : Diminutif dari kata ‘Alya` ; Puncak; langit; kemuliaan
ALGHAIN (الغين)
1. Ghadah : غادة : Wanita yang lembut
2. Ghaziyah : غَازِيَة : Yang mampu menaklukkan hati karena kecantikannya
3. Ghaliyah : غَالِيَة : Mahal harganya; campuran minyak wangi
4. Ghazalah : غَزَّالَة : Saat matahari terbit; kijang; pertama dari sesuatu
5. Ghaniyyah : غَنِيَّة : Yang memiliki harta berlimpah
6. Ghaitsanah : غَيْثَانَة : Awan yang menurunkan hujan
7. Ghaina` : غَيْنَاء : Pohon yang dahan-dahannya rimbun
8. Ghaida` : غَيْدَاء : Wanita yang anggun dan lembut
9. Ghurrah : غُرَّة : Awal munculnya bulan sabit; pemuka kaum; wajah
10. Ghulwa` : غُلْوَاء : Yang berlebihan; kematangan masa muda
AL-FÂ` (الفاء)
1. Fa`izah : فَائِزَة : Yang beruntung; yang menang
2. Fa`iqah : فَائِقَة : Yang paling menonjol kecantikannya dan kebaikannya
3. Fatihah : فَاتِحَة : Permulaan sesuatu; surat fatihah
4. Fakhirah : فَاخِرَة : Yang bagus sekali
5. Fadiyah : فَادِيَة : Yang mengorbankan diri untuk orang lain dan menyelematkannya
6. Fari’ah : فَارِعَة : Yang panjang dan tinggi
7. Fadhilah : فَاضِلَة : Yang utama; yang menonjol
20. Falihah : فَالِحَة : Yang sukses meraih apa yang diinginkan
21. Fathiyyah : فَتْحِيَّة : Dari kata Fath ; pangkal kebaikan, kemenangan dan keberuntungan
22. Fatiyyah : فَتِيَّة : Yang muda dan penuh vitalitas
23. Fakhiriyyah : فَخْرِيَّة : Yang bersifat kebanggaan
24. Farhah : فَرْحَة : Kesenangan; kegemberiaan
25. Faridah : فَرِيْدَة : Mutiara yang berharga; yang tiada saingannya; sendirian
26. Farizah : فَرِيْزَة : Yang sudah diundi dan diseleksi
27. Fashihah : فَصِيْحَة : Fasih; lancar dan baik bicaranya
28. Fathinah : فَطِيْنَة : Cerdas
29. Fakihah : فَكِيْهَة : Yang baik jiwanya
30. Fahimah : فَهِيْمَة : Yang banyak paham
31. Fauziyyah : فَوْزِيَّة : Yang bersifat keberuntungan
32. Faiha` : فَيْحَاء : Rumah yang luas; julukan bagi kota Damaskus, Bashrah dan Tripoli, Libanon; kuah yang ada rempah-rempahnya
33. Fairuz : فَيْرُوْز : Batu permata yang berwarna biru agak kehijau-hijauan
34. Fidhdhah : فِضَّة : Perak
35. Fikriyyah : فِكْرِيَّة : Yang bersifat pemikiran
AL-QÂF (القاف)
1. Qabilah : قَابِلَة : Dukun beranak
2. Qanitah : قَانِتَة : Wanita yang berdiri lama saat shalat dan berdoa
3. Qani’ah : قَانِعَة : Yang merasa puas; sederhana
4. Qarirah : قَرِيْرَة : Wanita yang lapang hatinya
5. Qathifah : قَطِيْفَة : Nama tumbuhan; Pakain yang dilemparkan seseorang ke arah dirinya sendiri
6. Qamariyyah : قَمَرِيَّة : Jenis burung dara yang berkicau
7. Qismiyyah : قِسْمِيَّة : Wajah yang cantik penampilannya
8. Qiladah :قِلاَدَة : Kalung
9. Qudsiyyah : قُدْسِيَّة : Kesucian dan keberkahan
10. Qudwah : قُدْوَة : Panutan; suriteladan
AL-KÂF (الكاف)
1. Katibah : كَاتِبَة : Sekretaris
2. Katimah : كَاتِمَة : Yang menyembunyikan rahasia, pemegang amanah di dalam beramal
3. Kadziyah : كَاذِيَة : Nama jenis bunga yang harum baunya.
4. Kasibah : كَاسِبَة : Yang beruntung.
5. Kazhimah : كَاظِمَة : Dapat menahan diri dari amarah
6. Kafiah : كَافِيَة : Yang mencukupkan sehingga tidak perlu yang lain
5. Kamilah : كَامِلَة : Yang sempurna; yang komplit
6. Kahilah : كَحْلاَء : Wanita yang bercelak
7. Karimah : كَرِيْمَة : Yang mulia;anak; saudara perempun
8. Kawakib : كَوَاكِب : Bintang-gemintang
9. Kayyisah : كَيِّسَة : Wanita yang berakal jernih dan cerdik
10. Kinanah : كِنَانَة : Penjagaan; perlindungan
AL-LÂM (اللام)
1. Labibah : لَبِيْبَة : Wanita yang cerdas; pandai
2. Lahzhah : لَحْظَة : Sekilas pandang
3. Lathifah : لَطِيْفَة : Wanita yang lembut; baik
4. Lamya` : لَمْيَاء : Yang keabu-abuan; agak kurus (sedikit daging)
5. Lahfah : لَهْفَة : Kerinduan
6. Lawahizh : لَوَاحِظ : Mata yang awas
7. Laila : لَيْلَى : Malam yang gelap
8. Lu`lu`ah : لُؤْلُؤَة : Mutiara
9. Lubabah : لُبَابَة : Inti sesuatu; pilihan; nama istri Abbas bin Abdul-Muthalib.
10. Lubanah : لُبَانَة : Hajat kebutuhan
11. Lubna : لُبْنَى : Sejenis pohon yang mempunyai air seperti madu dan terkadang dijadikan sebagai wewangian dengan membakarnya; madu
12. Luwazah : لُوَزَة : Pohon yang berbuah dan amat masyhur; buah badam
AL-MÎM (الميم)
1. Ma`munah : مَأْمُوْنَة : Yang dapat dipercayai
2. Matsilah : مَاثِلَة : Yang menyerupai; tampil
2. Majidah : مَاجِدَة : Yang mulia; yang agung; yang baik budinya
3. Mariyah : مَارِيَة : Wanita yang wajahnya berseri-seri; nama salah seorang istri nabi saw berasal dari Mesir Mariyah al-Qibthiyyah
4. Mazinah : مَازِنَة : Yang bercahaya wajahnya
5. Maziyah : مَازِيَة : Awan yang membawa air hujan berseri-seri
7. Mahirah : مَاهِرَة : Pandai
8. Mabrukah : مَبْرُوْكَة : Yang pendapat barakah
9. Mahabbah : مَحَبَّة : Kecintaan; kasih saying yang tulus
10. Mahasin : مَحَاسِن : Keindahan
11. Mahbubah : مَحْبُوْبَة : Yang dicintai; yang disayang; terkasih
12. Mahrusah :مَحْرُوْسَة : Yang terlindungi; yang terpelihara; julukan bagi kota Cairo, ibukota Mesir
13. Mahfuzhoh : مَحْفُوْظَة : Sesuatu yang dihafal/dijaga dengan penuh perhatian
14. Madihah : مَدِيْحَة : Yang terpuji; Yang banyak memuji
15. Marjanah : مَرْجَانَة : Satu biji mutiara
16. Marjuwwah : مَرْجُوَّة : Orang yang diharapkan
17. Marzaqah : مَرْزُوْقَة : Yang memperoleh rizki yang banyak
18. Marwah : مَرْوَة : tumbuhan medis dan beraroma; nama bukit di Mekkah (Yaitu tempat sa’i)
19. Maryam : مَرْيَم : Nama ibu Isa as
20. Mazaya : مَزَايَا : Kelebihan; keunggulan
21. Masarrah : مَسَرَّة : Kegembiraan
22. Musrurah : مَسْرُوْرَة : Yang bergembira
23. Mas`udah : مَسْعُوْدَة : Yang berbahagia
24. Masya`il : مَشَاعِل : Sesuatu yang dinyalakan untuk penerangan;obor
25. Masykurah : مَشْكُوْرَة : Yang diterima kasihi
26. Masyhurah : مَشْهُوْرَة : Terkenal; termasyhur
27. Mashunah : مَصُوْنَة : Yang terjaga
28. Ma’azzah : مَعَزَّة : Tempat yang dimuliakan
29. Ma’zuzah : مَعْزُوْزَة : Yang memiliki kedudukan di kalangan kaumnya
30. Ma’unah : مَعُوْنَة : Yang tidak kikir untuk membantu kaumnya
31. Mafakhir : مَفَاخِر : Sesuatu yang dibangga-banggakan
32. Maqbulah : مَقْبُوْلَة : Yang diterima
33. Maqshudah : مَقْصُوْدَة : Yang dituju
34. Makkiyyah : مَكِّيَّة : Dinisbahkan kepada kota Mekkah
35. Malihah : مَلِيْحَة : Cantik; indah penampilannya
36. Mamduhah : مَمْدُوْحَة : Yang dipuji
37. Manal : مَنَال : Anugerah dan nikmat Allah
38. Manahil : مَنَاهِل : Sumber ilmu dan akhlaq
39. Mantsurah : مَنْثُوْرَة : Ucapan yang baik
40. Mansyudah : مَنْشُوْدَة : Yang dituntut untuk memenuhi kepentingan manusia; yang diidam-idamkan
41. Manshurah : مَنْصُوْرَة : Yang ditolong
42. Mani`ah : مَنِيْعَة : Kuat perkasa
43. Mawaddah : مَوَدَّة : Kasih saying; kecintaan
44. Mauhibah : مَوْهِبَة : Anugrah; hadiah; pemberian
45. Mahdiyyah : مَهْدِيَّة : Yang mendapat hidayah Allah
46. Mahibah : مَهِيْبَة : Yang disegani; penuh wibawa
47. Mayyasah : مَيَّاسَة : Bintang yang berkilau
48. Mayyadah : مَيَّادَة : Yang bergoyang-goyang
49. Maitsa` : مَيْثَاء : Pepasir yang ringan dan tanah datar yang baik
50. Maysurah : مَيْسُوْرَة : Yang dimudahkan
51. Maimunah : مَيْمُوْنَة : Yang diberi kebaikan; yang diberi taufik
52. Maila : مَيْلاَء : Pohon yang banyak cabangnya; yang condong
53. Miskah : مِسْكَة : Kasturi
54. Misykah : مِشْكَاة : Lentera
55. Mibarrah : مِبَرَّة : Makanan untuk bepergian yang ringan
56. Mu’minah : مُؤْمِنَة : Wanita yang beriman
57. Mu’nisah : مُؤْنِسَة : Wanita yang menghibur
58. Mubinah : مُبِيْنَة : Yang menjelaskan apa yang diinginkannya
59. Mujahidah : مُجَاهِدَة : Yang berjihad
60. Muhsinah : مُحْسِنَة : Yang berbuat baik
61. Mukhlishoh : مُخْلِصَة : Yang ikhlas
62. Mudrikah : مُدْرِكَة : Yang memiliki pemahaman yang baik
63. Muradah : مُرَادَة : Yang dicintai
64. Murtaja : مُرْتَجَى : Tempat menumpukan cita-cita
65. Muznah : مُزْنَة : Awan yang membawa air
66. Musta’inah : مُسْتَعِيْنَة : Yang minta pertolongan Allah
67. Muslimah : مُسْلِمَة : Wanita muslimah
68. Musyirah : مُشِيْرَة : Yang memberikan masukan
69. Mudhi`ah : مُضِيْئَة : Bercahaya; wajah yang berseri-seri
70. Muthi`ah : مُطِيْعَة : Taat; lembut; mudah
71. Mu`adzah : مُعَاذَة : Yang terpelihara; yang terlindungi
72. Mu’inah : مُعِيْنَة : Yang membantu hajat orang
73. Mufidah : مُفِيْدَة : Yang berguna bagi orang lain
74. Multazimah : مُلْتَزِمَة : Yang komitmen
75. Mumtazah : مُمْتَازَة : Yang unggul dan memiliki kelebihan; istimewa
76. Muna : مُنَى : Harapan; cita-cita
77. Munibah : مُنِيْبَة : Yang kembali kepada Tuhannya
78. Munirah : مُنِيْرَة : Bercahaya; terang
79. Munifah : مُنِيْفَة : Tinggi; serasi
80. Muhjah : مُهْجَة : Darah jantung dan roh
81. Muwaffaqah : مُوَفَّقَة : Yang mendapatkan ilham; mendapat petunjuk/taufiq
AN-NÛN (النون)
1. Na`ilah : نَائِلَة : Yang mendapatkan nugerah apa yang diinginkan –insya Allah-
2. Na`ibah : نَائِبَة : Yang mewakili
4. Natsirah : نَاثِرَة : Yang pandai merangkai prosa
5. Najilah : نَاجِلَة : Yang memiliki keturunan yang terhormat
6. Najihah : نَاجِحَة : Yang sukses
7. Najiyah : نَاجِيَة : Selamat
8. Nadiyah : نَادِيَة : Yang memanggil
9. Nasyidah : نَاشِدَة : Yang mencita-citakan kesempurnaan dan dapat meraih cita-cita
10. Nashi’ah : نَاصِعَة : Yang polos, suci dan terang
11. Nasihah : نَاصِحَة : Wanita penasihat
12. Nazhimah : نَاظِمَة : Ahli membuat syair; kumpulan mutiara
13. Na`imah : نَاعِمَة : Yang halus, lembut
14. Nafi`ah : نَافِعَة : Yang memberi manfaat kepada orang lain
15. Namiah : نَامِيَة : Yang sempurna tubuh, akal dan akhlaqnya
16. Nahidhah : نَاهِضَة : Yang bangkit dengan tekad bulat
17. Nahilah : نَاهِلَة : Yang menyumbangkan ilmu dan adab
18. Nabilah : نَبِيْلَة : Mulia; terhormat; pandai
19. Nabihah : نَبِيْهَة : Yang cerdas dan unggul
20. Najdah : نَجْدَة : Cepat menolong
21. Najla` : نَجْلاَء : Yang memiliki mata yang hitam, indah dan lebar
22. Najmah : نَجْمَة : Bintang; kata-kata
23. Najwa : نَجْوَى : Pembicaraan antara dua orang; bisikan
24. Najibah : نَجِيْبَة : Yang cerdas, berakal lagi cerdik
25. Nakhwah : نَخْوَة : Harga diri; maruwah
26. Nadidah : نَدِيْدَة : Yang semisal, sepadan; yang sama
27. Narjis : نَرْجِس : Tumbuhan yang enak aromanya
28. Nazihah : نَزِيْهَة : Yang jauh dari hal-hal yang buruk
29. Nasibah : نَسِيْبَة : Yang nasabnya terhormat
30. Nasywah : نَشْوَة : Kebahagiaan dan kegembiraan
31. Nasyithah : نَشِيْطَة : Yang gesit dan enerjik
32. Nasyamah : نَشَامَة : Yang kuat, suci dan punya kepribadian kokoh
33. Nadhirah : نَضِرَة : Yang penuh vitalitas dan menawan
34. Nazhirah : نَظِيْرَة : Yang setara, sepadan; menjadi pusat perhatian
35. Na’amah : نَعَامَة : Nama burung yang terkenal
36. Nafhah : نَفْحَة : Aroma yang melegakan hati
37. Nafisah : نَفِيْسَة : Yang amat berharga; berkedudukan tinggi
38. Naqiyyah : نَقِيَّة : Yang bersih
39. Nawal : نَوَال : Bagian; pemberian
40. Nawwarah : نَوَّارَة : Yang amat bercahaya
41. Nibras : نِبْرَاس : Lentera yang bercahaya
42. Nirdin : نِرْدِيْن : Tumbuhan yang enak aromanya
43. Nisrin : نِسْرِيْن : Bunga ros putih semerbak dan amat menyengat
44. Nismah : نِسْمَة : Angin semilir
45. Ni’mah : نِعْمَة : Nikmat; karunia
46. Nuzhah : نُزْهَة : Rileks; tamasya
47. Nuwairah : نُوَيْرَة : Api kecil yang bercahaya dan membakar
48. Nufah (Nova) : نُوْفَة : Yang sempurna tinggi dan kecantikannya
49. Nuha : نُهَى : Akal
AL-HÂ` (الهاء)
1. Hasyimah : هَاشِمَة : Yang pintar membuat susu
2. Hasyimiyyah : هَاشِمِيَّة : Dinisbahkan kepada Bani Hasyim
3. Hajar : هَاجَر : Waktu tengah hari tepat saat udara panas
4. Halah : هَالَة : Lingkaran cahaya
5. Hazar : هَزَار : sejenis burung yang merdu suaranya
6. Hallabah : هَلاَّبَة : Angin dingin disertai hujan
7. Halilah : هَلِيْلَة : Tanah yang terkena hujan
8. Hamsa` : هَمْسَاء : Yang membisikkan
9. Hamsah : هَمْسَة : Bisikan
9. Hana` : هَنَاء : Kegembiraan; kebahagiaan
10. Hanadi : هَنَادِي : Dinisbahkan kepada India
11. Haniyyah : هَنِيَّة : Yang senang dan gembira
12. Hawadah : هَوَادَة : Kelembutan, ketenangan
13. Haya : هَيَا : Yang bagus gerakan dan penampilannya
14. Hayaf : هَيَاف : Yang sangat haus
15. Haibah : هَيْبَة : Kewibawaan
16. Haifa` : هَيْفَاء : Yang ramping pinggangnya
17. Hibah : هِبَة : Pemberian; anugerah
18. Hidayah : هِدَايَة : Hadiyah; petunjuk
19. Hilalah : هِلاَلَة : Bulan penuh
20. Himmah : هِمَة : Kemauan
21. Hindun : هِنْد : Nama isteri Abu Sufyan; segerombolan onta
22. Hila : هِيْلاَ : Pasir
23. Hubairah : هُبَيْرَة : Binatang buas sejenis anjing hutan
24. Huda : هُدَى : Pentunjuk; menunjukkan dengan kelembutan
25. Huwaidah : هُوَيْدَة : Yang menyatukan dan tidak mencerai-beraikan dengan cara lembut
AL-WÂW (الواو)
1. Wa`ilah : وَائِلَة : Yang kembali kepada Allah
2. Watsiqah : وَاثِقَة : Yang memiliki kepercayaan pada dirinya sendiri
3. Wajidah : وَاجِدَة : Yang merasa cukup dengan dirinya dan tidak terlalu memerlukan bantuan orang
4. Wahah : وَاحَة : Tanah subur terletak di gerun pasir
5. Wadi’ah : وَادِعَة : Yang tenang dan mantap
6. Warifah : وَارِفَة : Yang panjang
7. Washilah : وَاصِلَة : Yang menyambut hubungan dengan sanak kerabatnya
8. Wadlihah : وَاضِحَة : Yang jelas; yang istiqamah
9. Wa’izhah : وَاعِظَة : Wanita yang memberikan wejangan, nasehat
10. Wafirah : وَافِرَة : Yang sempurna, banyak baiknya dan merata manfa’atnya
11. Wajnah : وَجْنَة : Yang diatas kedua pipi
12. Wajizah : وَجِيْزَة : Yang bicaranya ringkas
13. Wajihah : وَجِيْهَة : Yang memiliki urusan dan kehormatan
14. Wahidah : وَحِيْدَة : Yang satu-satunya; sendirian
15. Wada’ : وَدَاع : Ketenangan; perpisahan
16. Wardah : وَرْدَة : Bunga ros
17. Wazirah : وَزِيْرَة : Menteri wanita
18. Wasma` : وَسْمَاء : Bekas keindahan dan kecantikan
19. Wasithah : وَسِيْطَة : Wanita Perantara; Yang menjadi pemutus perkara/wasit
20. Wasimah : وَسِيْمَة : Wajah yang cantik
21. Washifah : وَصِيْفَة : Pendamping ratu; dayang
22. Wadli`ah : وَضِيْئَة : Yang cantik sekali
23. Wathfa` : وَطْفَاء : Yang bulu alisnya lebat
24. Wafa` : وَفَاء : Ketulusan; Kesetiaan
25. Wafidah : وَفِيْدَة : Yang datang
26. Wafiqah : وَفِيْقَة : Yang mendapatkan taufiq
27. Wafiyyah : وَفِيَّة : Yang setia
28. Wala` : وَلاَء : Loyalitas
29. Walladah : وَلاَّدَة : Yang banyak anak
30. Waliyyah : وَلِيَّة : Wali (wanita); penanggung jawab (wn)
31. Widad : وِدَاد : Yang mencintai orang-orang di sekitarnya
32. Wisyah : وِشَاح : Sulaman dari mutiara
33. Wifaq : وِفَاق : Yang sesuai dengan dikehendaki
34. Wihad : وِهَاد : Dataran rendah
AL-YÂ` (الياء)
1. Yasminah :يَاسَمِيْنَة : Bunga yasmin
2. Yafi`ah : يَافِعَة : Yang menginjak baligh
3. Yaqutah : يَاقُوْتَة : Salah satu jenis batu mulia; yaqut
4. Yani’ah : يَانِعَة : Buah sudah boleh dipetik
5. Yasra` : يَسْرَاء : Wanita kidal
6. Yaqzhanah : يَقْظَانَة : Yang tanggap/sigap; jaga
7. Yamamah : يَمَامَة : Sejenis burung dara
7. Yamaniyyah : يَمَانِيَّة : Yang bersifat keberkahan
8. Yusra : يُسْرَى : Yang paling mudah
5. Yusriyyah :يُسْرِيَّة : Yang bersifat mudah
6. Yumna : يُمْنَى : Tangan kanan
Februari 11, 2009 pukul 8:23 am
KITA TIDAK BISA MEMILIH UJIAN
Tetapi beginilah hidup, kita tak bisa memilih ujian. Ibadah yang kita lakukan tak bisa menjamin bahwa kita akan dapatkan kenyamanan hidup di dunia. Karena titian hidup adalah kumpulan ujian. Allah yang memberinya. Allah pula yang tahu yang terbaik untuk kita. Lulus atau gagalnya kita menghadapi ujian tergantung dari seberapa besar pertolongan Allah, kepercayaan kita kepadaNya, kadar usaha beriringan dengan tawakkal, persepsi keimanan dan masih banyak lagi. Kita memang tak bisa memilih ujian, ini semua kewenangan Allah. Kalau kita bisa memilih, kita pasti memilih yang menyenangkan hati.
Rasulullah pun pernah mengisyarakatnya, adakalanya seseorang hendak diangkat derajatnya oleh Allah, tetapi amal ibadahnya tak mencukupi untuk sampai ke derajat itu, lalu Allah turunkan ujian agar Allah tahu ia mampu bersyukur atau bersabar dan sampailah derajat itu kepadaNya.
Februari 12, 2009 pukul 1:41 am
MERAIH RIDHO DAN PERTOLONGAN MELALUI KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA
Dari Abu Hurairoh: Rasulullah bersabda “ Adaa tiga hal yang tidak akan pernah aku tinggalkan hingga aku mati” pertama Puasa tiga hari setiap bulan (tgl 13,14,15) kedua dua rakaat shalat dhuha, ketiga melaksanakan shalat witir sebelum tidur”
Dari Abu Darda: Rasulullah bersabda” sesungguhnya ALLOH telah berfirman “ wahai anak Adam AS, jangan merasa lemah untuk melaksanakan shalat 4 rakaat diawal siangmu (Dhuha) karena AKU akan mencukupimu disore hari (HR. Ahmad A Tarmidzi dan Abud Dawud).
Barang Siapa yang mengerjakan shalat Subuh berjamaah kemudian setelah selesai ia duduk berdzikir kepada ALLOH hingga terbit matahari lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha) maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala Ibadah Haji dan Umrah, sempurna…. sempurna…. sempurna….( HR. At Tarmidzi)
Dari Abu Hurairah, ia berkata “ Rasulullah SAW bersabda, siapa saja yang menjaga/melaksanakan dua rakaat shalat dhuha, akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih dilautan. ( HR. Ahmad at Tirmidzi dan Ibu Majah)
Sesungguhnya disurga terdapat salah satu pintu yang dinamakan pintu dhuha, bila datang hari kiamat, malaikat penjaga surga ada yang memanggil: “manakah dia orangnya yang mendawamkan shalat dhuha?” Inilah pintu kalian maka masuklah dengan kasih sayang ALLOH (HR. Ath Tabrani)
Bila engkau melaksanakan dua rakaat shalat dhuha engkau tidak dicatat sebagai hamba yang lalai, jika engkau melaksanakan 4 rakaat engkau dicatat sebagai hamba yang berbuat baik, jika engkau melaksanakan 6 rakaat, engkau dicatat sebagai hamba yang taat, jika melaksanakan 8 rakaat engkau dicatat sebagai hamba yang juara, jika melaksanakan 10 rakaat maka pada hari itu dosamu tidak dicatat, jika engkau melaksanakn 12 rakaat, ALLOH akan membangunkan untukmu rumah disurga HR. Al Baihaqi)
Mei 15, 2009 pukul 9:31 am
islam 100 %
Mei 19, 2009 pukul 4:51 am
YA ALLOH AMPUNI DOSA dukut nugroho dan keluarganya
amin !……
Mei 26, 2009 pukul 7:18 am
sudahlah dukut nugroho !!!…….
Mei 29, 2009 pukul 11:39 am
welleh welwh
MERAIH RIDHO DAN PERTOLONGAN MELALUI KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA
Dari Abu Hurairoh: Rasulullah bersabda “ Adaa tiga hal yang tidak akan pernah aku tinggalkan hingga aku mati” pertama Puasa tiga hari setiap bulan (tgl 13,14,15) kedua dua rakaat shalat dhuha, ketiga melaksanakan shalat witir sebelum tidur”
Dari Abu Darda: Rasulullah bersabda” sesungguhnya ALLOH telah berfirman “ wahai anak Adam AS, jangan merasa lemah untuk melaksanakan shalat 4 rakaat diawal siangmu (Dhuha) karena AKU akan mencukupimu disore hari (HR. Ahmad A Tarmidzi dan Abud Dawud).
Barang Siapa yang mengerjakan shalat Subuh berjamaah kemudian setelah selesai ia duduk berdzikir kepada ALLOH hingga terbit matahari lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha) maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala Ibadah Haji dan Umrah, sempurna…. sempurna…. sempurna….( HR. At Tarmidzi)
Dari Abu Hurairah, ia berkata “ Rasulullah SAW bersabda, siapa saja yang menjaga/melaksanakan dua rakaat shalat dhuha, akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih dilautan. ( HR. Ahmad at Tirmidzi dan Ibu Majah)
Sesungguhnya disurga terdapat salah satu pintu yang dinamakan pintu dhuha, bila datang hari kiamat, malaikat penjaga surga ada yang memanggil: “manakah dia orangnya yang mendawamkan shalat dhuha?” Inilah pintu kalian maka masuklah dengan kasih sayang ALLOH (HR. Ath Tabrani)
Bila engkau melaksanakan dua rakaat shalat dhuha engkau tidak dicatat sebagai hamba yang lalai, jika engkau melaksanakan 4 rakaat engkau dicatat sebagai hamba yang berbuat baik, jika engkau melaksanakan 6 rakaat, engkau dicatat sebagai hamba yang taat, jika melaksanakan 8 rakaat engkau dicatat sebagai hamba yang juara, jika melaksanakan 10 rakaat maka pada hari itu dosamu tidak dicatat, jika engkau melaksanakn 12 rakaat, ALLOH akan membangunkan untukmu rumah disurga HR. Al Baihaqi)
Juli 17, 2009 pukul 8:21 am
Setuju, sudahlah Dukut Nugroho ngapain ngomentari situs tidak jelas ini, yang pasti kalau niatnya menjelekkan islam , ia tidak akan bisa
September 29, 2009 pukul 5:59 am
Insya Alloh saya tidak akan pernah bosan mengirimkan komentar ke blog ini, karena Alloh yg membolak-balikkan hati, semoga pembuat situs ini dibukakan mata hatinya untuk menerima cahayaNYA
wassalam
September 29, 2009 pukul 6:00 am
salam buat dukut nugroho, teruslah berdakwah lewat komentar anda,
September 29, 2009 pukul 6:00 am
Salam buat dukut nugroho
September 29, 2009 pukul 6:01 am
salam buat dukut nugroho
September 29, 2009 pukul 6:02 am
salam kenal buat dukut nugroho
September 29, 2009 pukul 6:02 am
salam kenal buat dukut nugroho
September 29, 2009 pukul 6:03 am
salam buat dukut nugroho
September 29, 2009 pukul 6:04 am
salam kenal buat dukut nugroho, lanjutkan
September 29, 2009 pukul 6:05 am
salam kenal buat dukut nugroho, janganpernah bosen ya ….. !
September 29, 2009 pukul 6:06 am
LANJUTKAN DUKUT NUGROHO
September 29, 2009 pukul 6:06 am
cayoo Dukut Nugroho, terus berdakwah
September 29, 2009 pukul 6:08 am
salam buat dukut nugroho, lanjutkan terus ya …..!
Januari 18, 2010 pukul 6:28 am
lakum dinnukum waliyadin, bagimu agamamu, bagiku agamaku, sudah saudara dukut nugroho, masih banyak permasalahan umat islam yg harus kita benahi, ALLOH maha tau kok, DIA TIDAK TIDUR
waasalam
Mei 11, 2010 pukul 10:23 am
weleh-weleh situs ini masih ada, namun tetap tidak akan bisa merendahkan ISLAM,